PERKEMBANGAN PANDANGAN BARU TENTANG ORGANISASI

Author: Ozie Cool /

PERKEMBANGAN PANDANGAN BARU TENTANG ORGANISASI

Dalam kenyataannya suatu organisasi seringkali tidak bejalan sesuai dengan harapan, disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan dianggap bisa menyebabkan kegagalan. Hal ini mengakibatkan kecondongan dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, dan inovasi. Dalam setiap organisasi.

a). Arti Pengembangan Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang terlalu mendasar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang - orang atau sekumpulan manusia dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Dan pada prinsipnya setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu:

a. Orang-orang (sekumpulan orang),
b. Kerjasama,
c. Tujuan yang ingin dicapai,

Alasan akan pentingnya pengembangan Organisasi
• Perubahan adalah pertanda kehidupan
• Perubahan memberikan harapan

Teori organisasi umum 1
• Pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan
• Pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru (perubahan)

b). Sejarah Pengembangan Organisasi

Sejarah Pengembanga Organisasi ditunjukkan oleh lima latar belakang
1). Pelatihan laboratorium, adalah bagaimana setiap individu bisa memahami arti dari organisasi.

2) Umpan balik survei, antara individu saling bekerja sama

3) Riset tindakan, menguji tindakan yang memungkinkan terjadinya kesalahan.

4) Produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, yaitu hasil dari pencapain yang telah di uji sebelumnya,serta

5) Perubahan strategik.

Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah pendekatan Pengembangan Organisasi, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu mendatang.


c). Karakteristik Pengembangan Organisasi

Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan di dalam lingkungan internal maupun eksternal. Walaupun perubahan yang terjadi lebih pada lingkungan, namun pada umumnya menuntut perubahan lebih pada organisasional, dan organisasi-organisasi bisa melakukan lebih banyak perubahan ataupun lebih sedikit. Organisasi-organisasi bisa merubah tujuan dan strategi-strategi, teknologi, desain pekerjaan, struktur, proses-proses, dan orang.

Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang lain. Proses perubahan pada umumnya mencakup sikap dan perilaku saat ini yang siknifikan. perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan sikap dan perilaku yang baru.

Sejumlah isu-isu kunci dan problem harus dihadapi selama dalam proses perubahan umum.
Pertama adalah, diagnosis yang akurat mengenai situasi dan kondisi saat ini.

Kedua adalah, penolakan yang ditimbulkan oleh adanya perubahan.

Ketiga adalah, isu pelaksanaan evaluasi yang memadai dari usaha perubahan yang
sukses.

d). Organisasi masa depan

Dalam abad dua puluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu :

1) Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible,
2) Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).

Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan.

Tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajar (learning organization)


Para Pakar berpendapat bahwa dalam era dewasa ini pandangan yang berbasis SDM nampaknya lebih penting, mengingat persaingan yang terjadi justru ditentukan oleh bagaimana sumberdaya manusia tersebut berperan dan berkreasi bagi kemajuan organisasi, dan dalam konteks ini pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuannya.

Sumberdaya manusia / Human Capital merupakan sumberdaya strategis, bertambah secara inkremental bukan alokatif, karena merupakan sumberdaya yang berbasis pengetahuan (knowledge based resources) yakni sumberdaya yang mencakup keterampilan, kemampuan,
kapasitas serta kapabilitas pembelajaran.

Kapasitas dan kapabilitas tersebut pada gilirannya akan dapat memupuk sumberdaya sosial yang juga amat diperlukan dalam bentuk jaringan kerja baik internal maupun dengan pihak eksternal organisasi, ini berarti networking juga menjadi hal yang penting dalam memenangkan persaingan. Pengembangan Sumberdaya manusia merupakan prasyarat bagi pengembangan organisasi, artinya tanpa hal itu orang bisa punya alasan untuk meyakini kecilnya kemungkinan organisasi untuk tetap hidup dan bertahan dalam era kompetisi.

REVERENSI:
1. http://massofa.wordpress.com
2. http://www.pdf-search-engine.com
3. http://all-about-trick.blogspot.com

Teori klasik organisasi

Author: Ozie Cool /

Teori klasik organisasi berkembang pada akhir abad sembilan belas dan awal abad dua puluh kemudian secara umum mulai diakui oleh para ahli organisasi sebagai standar awal untuk menganalisa dan mengarahkan kegiatan organisasi. Teori klasik menekankan pentingnya struktur organisasi dan kontrol administrasi pada kinerja organisasi. Dampak dari teori klasik organisasi telah tersebar luas. Setiap perusahaan besar yang memiliki hirarki administrasi dan sistem aturan formal mengandalkan prinsip mereka pada teori klasik tersebut.

Teori klasik didasarkan pada tiga perbedaan, bidang studi yang dikembangkan secara terpisah oleh para teoritikus berbeda: studi birokrasi, studi teori administrasi, dan studi manajemen ilmiah (Hick dan Gullett, 1975). Teori birokrasi adalah bidang studi akademi yang dipelajari oleh para sosiolog, di mana teoritikus terkenal tersebut salah satunya adalah Max Weber. Teori birokrasi memberikan model deskriptif tentang bentuk dan struktur organisasi hirarki yang efektif. Teori administrasi dan manajemen ilmiah adalah pendekatan paralel yang dipakai dalam mempelajari perilaku organisasi. Keduanya telah dikembangkan oleh para insinyur sebagai strategi preskriptif spesifik dalam menerapkan kaidah-kaidah (yang banyak tercakup dalam hukum birokrasi) hingga praktek aktual yang dilakukan dengan menerapkan standar dan pembentukan aktivitas organisasi. Perbedaan di antara dua pendekatan itu terletak pada ruang lingkup dan fokus pehatiannya. Manajemen ilmiah berhubungan dengan masalah-masalah praktek dan rancangan tugas mikroskopik, sementara teori administrasi berhubungan masalah-masalah perencanaan organisasi makroskopis (Hicks dan Gullett, 1975). Teori administrasi dibangun berdasarkan teori birokrasi dengan menjelaskan strategi spesifik bagi pengembangan struktur dan tugas dalam organisasi yang rumit. Manajemen ilmiah dibangun dengan teori birokrasi yang mengidentifikasi strategi spesifik bagi perencanaan tugas dalam meningkatkan efisiensi organisasi.

referensi :
http://wsmulyana.wordpress.com/

Hukum permintaan dan penawaran

Author: Ozie Cool /

Hukum Permintaan

Hukum permintaan tidak berlaku mutlak, tetapi bersifat tidak mutlak dan dalam keadaan cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap). Hukum permintaan “apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah permintaan akan naik/bertambah, dan sebaliknya apabila harga mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan akan turun/berkurang”.
Hukum permintaan berbanding terbalik dengan harga.

Contoh:
Jika harga kendaraan turun dari mahal ke murah, jumlah yang membeli semakin banyak dan sebaliknya jika harga kendaraan naik dari murah ke mahal, maka jumlah yang membeli semakin sedikit. Jelaskah Anda!

Kalau anda pernah belajar, atau at least tahu, hukum permintaan dan penawaran maka anda akan tahu kalau titik tempat bertemunya kurva permintaan dan kurva penawaran adalah satu titik dimana kuantitas permintaan sama dengan kuantitas penawaran pada level harga tertentu. Tentunya dalam kehidupan sehari-hari faktor kualitas dari penawaran dan permintaan penuh dengan variasi yang tidak selalu tepat satu sama lain dan kemudian juga menentukan tingkat harga.

Hukum permintaan dan penawaran ini tentunya juga berlaku dalam pasar tenaga kerja. Ada permintaan akan engineer, akuntan, dokter, dan lain sebagainya dan kemudian sekolah-sekolah atau universitas, ataupun pribadi-pribadi berusaha untuk memberikan penawaran untuk mengisi permintaan tersebut. Akan selalu ada perbedaan antara kualitas seorang lulusan sekolah dengan kualitas yang diinginkan oleh pasar atau industri, dimana biasanya pasar/industri mempunyai standart yang lebih tinggi ketimbang yang dihasilkan sekolah. Di dalam pasar tenaga kerja di Indonesia, ataupun di negara manapun, juga selalu saja ada orang yang tidak punya kualitas ataupun sangat minimal, sehingga mereka menjadi orang-orang yang kemudian tidak mendapat pekerjaan dan disebut pengangguran.

Perbedaan kualitas yang diinginkan oleh industri dan apa yang bisa ditawarkan oleh institusi ataupun individu tersebut, kemudian (di Jakarta) menciptakan sebuah fenomena yang unik… Tahukah anda berapa pendapatan seorang fresh-grad, tukang ojek, ataupun pengemis? Apa sih beda mereka dari sudut hukum permintaan penawaran?

Misalkan anda adalah seorang lulusan universitas dan anda kemudian mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan. Satu waktu anda mendapatkan satu tugas yang anda belum bisa mengerjakannya, biasanya ini karena perbedaan kualitas yang diminta industri selalu lebih tinggi daripada apa yang dimiliki oleh seorang karyawan, lalu apa yang terjadi kemudian ? Ada beberapa kemungkinan, anda belajar dan bekerja lebih keras, baik melalui pelatihan yang disediakan perusahaan, belajar sendiri, try and error, belajar dari karyawan yang lebih berpengalaman, dan sebagainya. But, at the end of the day, after you did a lot of efforts, (termasuk dimarahi senior dan atasan) apa yang anda kerjakan akan diukur oleh perusahaan, pointnya adalah apakah anda berhasil atau tidak. Jika berhasil, anda akan mendapatkan reward, mungkin bonus, kenaikan gaji, ataupun kenaikan jabatan. Jika tidak berhasil, setelah beberapa waktu, ada kemungkinan anda akan dipecat. So, you have something, means supply is there and the demand is there, tetapi karena perilaku dari konsumen dan lingkungan, tingkat harga bisa turun bahkan ke titik nol dan hukum permintaan penawaran tidak berjalan dengan semestinya.

Apakah anda pernah berhubungan bisnis dengan tukang ojek, pedagang asongan, pedagang di pasar, tukang sayur keliling dan lain sebagainya? Apa yang terjadi kemudian? Anda melakukan tawar menawar dengan bersemangat, kadang terlalu bersemangat hingga perbedaan 500 rupiahpun transaksi bisa tidak terjadi. Padahal golongan orang-orang ini sudah memberikan satu value added services, mereka memberikan jasa yang memudahkan hidup kita. Golongan ini juga bekerja dengan jujur, memeras keringat, disertai kecintaan akan profesinya, tetapi kita sebagai konsumen telah kehilangan rasa belas kasihan sehingga tingkat harga yang ditekan membuat mereka tidak pernah menjadi besar. Ini adalah gambaran golongan yang punya sesuatu tetapi karena perilaku konsumen, mereka tidak pernah merasakan tingkat harga yang baik.

Now, I am talking something different… Apakah anda pernah memperhatikan pengemis, tukang pembersih kaca mobil di lampu merah, pengamen, pak ogah yang menjaga putaran mobil, dan sebagainya? Menurut saya, orang-orang ini adalah jenis yang tidak melakukan apapun dari sisi penawaran, kalaupun iya (seperti pengamen) apa yang mereka tawarkan tidak sesuai dengan permintaan. Tetapi yang terjadi adalah kita memberikan uang kepada mereka, which is kemudian level harga tercipta, yang artinya karena kita kasihan atau takut maka hukum permintaan dan penawaran terjadi, padahal menurut saya tidak bisa terjadi. Anda pernah memberikan recehan 25 atau 50 rupiah kepada seorang pengemis atau pak ogah? Apa yang terjadi kemudian adalah mereka membuang koin-koin tersebut dan kadang melemparkan balik ke mobil kita. Anyhow, gue.. eh, saya..tidak mengerti, at this point hukum penawaran dan permintaan berlaku karena rasa belas kasihan dan takut. Ada minimal pemberian (atau tingkat harga) yang harus kita bayarkan atas jasa yang kita tidak butuh, gee…

My dearest readers, bagaimana kalau kita memulai sesuatu hal yang baru dalam hidup ?

Perbedaan kualitas antara permintaan dan penawaran di pasar tenaga kerja dapat dikecilkan dengan berbagai cara, yaitu pertama ajarkanlah sesuatu yang anda punya ke orang lain yang membutuhkannya, siapapun dia. Contoh kalau ada junior di kantor tidak mengerti tentang satu hal, beritahu dan ajarkanlah dia. Tetaplah selalu belajar sehingga selalu saja ada yang anda dapat berikan ke orang lain. Kedua, lebih menghargai akan usaha yang dilakukan orang lain dimana usaha tersebut memang memberikan nilai tambah bagi hidup kita sendiri dan dilakukan dengan jujur. Jangan keterlaluan menawar dagangan tukang sayur keliling atau tukang ojek, beri tip yang cukup untuk pak sampah, tukang koran, pak hansip ataupun supir taksi…pointnya adalah buat mereka tersenyum bahagia dengan anggukan persetujuan untuk sebuah level harga yang baik dari sebuah jasa yang mereka berikan. Ketiga, jika anda ingin memberi ke pengemis atau pengamen, pilah lah mana yang memang patut menerima derma, berilah kail jangan beri ikannya. Kail akan dapat menciptakan value added services dan membuat hukum permintaan penawaran bekerja dengan lebih baik, but not by giving the fish.

Sampai kita menjadi kaum SIALAN…kaum uSIA LANjut maksudnyaa… please do something to reduce poverty, at least make the demand-supply law works as normal which make everybody happy.